Minggu, 28 Agustus 2016

Akhir Cerita? ~ Part 1

Akhir Cerita? ~ part 1

Drtttt.....
Tidur nyenyak seseorang harus terusik karna getaran handphone yang tepat di samping nya. Aqila meraih hp nya malas dengan kesadaran yang masih setengah. Muncul pesan singkat di layar handphone tersebut.

*good morning Aqila Renata,jangan sampe telat ya,ini masih minggu-minggu pertama sekolah lo".

Aqila mendengus,mata nya masih terasa berat untuk di buka, "aduh ni anak bangunin gue gak ngira-ngira banget sih", dia melirik jam dinding. Masih pukul 6 pagi.

Setelah beberapa menit mengumpul kan kesadarannya, Aqila bangkit menuju kamar mandi untuk membersihkan badannya,setlah merasa cukup Aqila memakai seragam dan membenahi buku-buku yang berserakan di meja dan memindahkan nya ke dalam tas.

Aqila menuruni tangga menuju ruang makan,mata nya masih sedikit mengantuk. Kenapa tidak,dia mengerjakan tugas sampai larut malam yang akan di kumpul hari ini. Apalagi kalau sudah membayangkan amukan buk Kinar,guru matematika paling killer di sekolah nya. Jika tidak mengerjakan pr, siap2 aja bakal di hukum dengam hukuman andalannya. Membersihakan toilet satu sekolah yang kotor nya mintak ampun.

"yang semangat dong,masak pagi-pagi udah lesu gitu", tegur seorang pria paruh baya namun masih terlihat muda dengan jas yang membaluti tubuhnya di sertai dasi. Rapi dan siap untuk berangkat ke kantor.

"capek kali pa,baru juga 2 minggu sekolah,tapi tugas nya udah banyak banget" keluh Aqila sambil mengambil roti yang telah di lapisi selai stroberri kesuka an nya.

"pantesan tadi malem bibi liat,lampu kamar non masih nyala,ternyata ngerjain tugas toh", ujar bi Ijah,pembantu yang telah mengabdi pada keluarga Aqila semenjak Aqila masih kecil.

"iya bi,banyak banget", memasukkan roti ke mulutnya.

"yaudah buruan sarapannya,habis itu kita berangkat" ujar papa nya dan di anggukan Aqila.

Sekolah baru saja mulai 2 minggu ini,setelah liburan kenaikan kelas 1 bulan yang lalu. Tapi Aqila sudah merasa bosan karna tugas yang banyak.

Setelah sarapan,Aqila di antar papa nya ke sekolah, mobil bmw mewah itu mulai menjauh meninggalkan rumah yang besar nan mewah yang bercat putih tersebut. Membelah jalanan jakarta yang mulai padat,karna mulai melaksanakan aktifitas rutin setiap pagi,ada yang berkerja,juga ada yang pergi sekolah dengan angkutan umum maupun mobil pribadi.

Mobil Aqila berhenti tepat di depan gedung sekolahnya. Setelah berpamitan ia berjalan memasuki gedung SMA Bakti Jaya. Sekolah yang telah 3 tahun di tempatinya untuk menuntut ilmu.

"Aqila...", terdengar teriakan dari belakang nya, yang telah bisa di tebak nya siapa pemilik suara itu.

"cie yang datang pagi" tersenyum menggoda dan mensejajarkan langkahnya dengan Aqila.

"gara-gara lo kali,nge sms gue pagi-pagi buta" Aqila menjawab kesal dan sedikit melirik Lisa. Dengan langkah santai menuju kelas mereka di lantai tiga tepat nya 12 ipa 2.

"berarti gue tu baik,mencegah sahabat gue dari keterlambatan,iya gak", Lisa menyenggol pelan lengan sahabat nya itu dan menaik-naik kan alisnya, "seharusnya lo tu makasih sama gue".

Aqila melirik lalu menatap sahabat nya sejak kecil itu,dan mengukir senyum, "ya udah makasih Lisa", ucapnya dengan senyuman manis,yang dapat menghipnotis siapa pun yang melihat,apalagi para kaum adam.

Lisa Ranjani adalah satu-satu nya sahabat perempuan Aqila,yang bikin Aqila kagum dengan Lisa yaitu sifat bijak dan dewasanya Lisa. Dia juga yang selalu membangunkan Aqila on time,kalau gak dari sms,pasti langsung ke rumah.

.........

"Aqila engkau bagaikan bunga yang mekar,menghiasi relung hati ku yang kosong,bagai sinar matahari pagi yang menghatkan,bagai bintang yang berkelip di malam hari,oh Aqila betapa indah di kau".

Suara itu terdengar tepat saat Aqila dan Lisa memasuki kelas, mereka sudah tidak kaget lagi dengan puisi lebay bin alay itu,apalagi dengan si pembaca. Aqila berdiri di ambang pintu dan menatap malas seorang cowok yang tengah berdiri di atas meja dengan sepucuk kertas yang ia yakini berisi puisi yang di baca barusan. Semua anak2 kelas berkumpul tepat di bawah,memperhatikan sang pembaca.

"wihh Daf,Aqila tuh,cieee", goda salah satu teman sekelas Aqila dan di iringi godaan dan tawa geli yang lainnya. Cowok yang dipanggil Daf tadi beranjak menatap Aqula yang sekarang menatap nya jengkel. Dafa melompat turun dengan senyuman sok manis.

"hai Aqila" , Dafa berdiri tepat di depan Aqila, " gue tau pasti lo suka kan,sama puisi gue barusan", ujarnya tersenyum kepedean.

"pala lo sukaaa,yang ada gue enek tau gak" , bentak vio skakmat, dan berjalan kesal menuju meja nya.

Lisa menahan tawa melihat Dafa yang bengong atas ucapan Aqila tadi, "yang sabar ya Daf" , menepuk pundak Dafa,dan berlalu menuju meja nya yang ada di sebelah Aqila.

Terdengar gelak tawa dari 2 orang cowok yang ada di belakang Dafa, "Dafa Dafa,udah di jutekin tiap hari,masih aja lo nekad " , cowok tinggi berkacamata itu menepuk-nepuk pundak Dafa dengan tawa yang masih tersisa. Adit,cowok paling pinter di sekolah,pernah memenangkan lomba olimpiade matematika,fisika,kimia dan banyak lagi.

"diem lo Dit" , bentak dafa.

Bukannya takut Adit malah tertawa keras saking geli nya melihat ekspresi Dafa sekarang. Di bilang memelas juga enggak,wajah nya sekarang persis cowok alay yang baru saja di tolak cinta berkali2.

" udah mungkin puisi lo masih kurang bagus daf", cowok yang satu nya ikut menyahut,hampir sama dengan adit, cowok yang paling tinggi di antara yang lainnya,kenapa tidak, Dimas adalah anggota tim basket,salah satu cowok yang paling di gandrungi oleh kalangan cewek-cewek. Selain tim basket,ia juga ketua osis di SMA Bakti jaya.

"oh Aqila ku kan tetap menunggu mu,sampai matahari  tak lagi terbit di timur " . Lagi-lagi Dafa mengeluarkan kata-kata mutiara nya, tawa satu kelas benar2 meledak melihat Dafa yang menunjukkan wajah seperti penyair profesional.

"kiamat dong", celetuk salah satu teman kelas nya.

"gilaaa lo", teriak Aqila kesal sambil melempar Dafa dengan gulungan kertas.

"gak papa deh gue sekarang di timpukin kertas,besok-besok hati lo ya qil yang di lempar ke gue" , tersenyum gombal pada Aqila, dan siap di lempar Aqila lagi kalau Lisa tidak menahan nya.

"udah ah", ujar Lisa tersenyum geli melihat sahabat nya yang betek.

Mungkin kalian heran dengan cowok sok puitis tadi. Dafa,cowok paling baper dan raja modus. Anggota basket juga,tinggi nya hampir sama dengan Dimas,ganteng sih,dan juga anak basket,tapinya itu tdi raja modus. Seantero sekolah juga tau, sudah banyak korban yang di php in nya,termasuk adik kelas. Parah kan?

Selain Lisa 3 cowok itu juga termasuk sahabat Aqila dari kecil.

Semua hiruk pikuk kelas hilang,saat Bu Kinar telah berdiri di ambang pintu,menatap dingin semua penghuni kelas 12 Ipa 2. Tatapan tajam Bu Kinar memang paling di takuti semua murid.

" selamat pagi semua nya".

"pagi buk".

"Berhubung ini adalah minggu ke 3 kalian sekolah,maka sekolah sepakat akan menyelenggarakan kemping selama 3 hari,dan untuk dimas", menatap ke arah dimas, "kamu kumpulkan semua pengurus osis untuk mempersiapkan keperluan kemping lusa,mengerti?"

Dimas duduk dengan tegap,dan mengangkat tangannya seperti memberi hormat, "siap buk" ,ujarnya tegas.

"ok kita mulai pelajaran hari ini,keluar kan pr kalian dan kumpul kan ke depan" , suruh Bu Kinar.