Kamis, 01 September 2016

Akhir Cerita? ~ Part 2

Tepat pukul 2 siang jam pulang sekolah berbunyi,semua nya mulai meninggalkan sekolah. Kecuali pengurus-pengurus osis. Aqila termasuk pengurus osis dengan jabatan wakil ketua osis,semua nya telah berkumpul di ruang osis,rapat akan di pimpin oleh Dimas selaku ketua osis.

"oke semua nya,sebelumnya gue tdi udah bilang apa tujuan rapat kali ini,jadi gue minta pendapat kalian apa acara yang akan kita selenggarakan pada saat kemping?", menatap satu persatu anggota osis.

Lisa mengangkat tangannya, "gimana kalau kita bikin berupa games gitu,misalnya seperti game cari jejak dan itu bisa menguji ke kompakan" ,usulnya lantang.

Dimas manggut-manggut , "oke ide yang bagus,ada lagi?"

"Dimas,gue gak setuju sama pendapat dia" ,cewek yang memegang kipas di tangan kananya itu menunjuk Lisa dengan angkuhnya. "soalnya kalau game kyk gitu bisa bikin kita nyasar,dan pasti nya kotor banget" , ujarnya dengan ekpresi jijik.

"bener tuh apa kata Angel" , sahut 2 orang cewek yang ada di sebelah kiri dan kanan Angel. Rena dan Dina, dua dayang Angel yang setia ngikutin dia kemana saja.

Angel mengangguk dengan gaya khas nya,centil. Cewek hits yang manja,dan sok cantik. Emang sih cantik tapi sombong mintak ampun.

"eh kalau lo gak suka kotor,gak usah ikut", Aqila mentap tajam Angel.

Angel menggebrak meja, "gue gak ngomong sama lo ya".

"biasa aja bisa gak,gak usah gebrak-gebrak meja,lo pikir ni meja bokap lo yang beli ",  Aqila mulai terpancing emosi,dari dulu sampai sekarang Angel dan Aqila emang gak pernah akur. Aqila membenci sifat Angel,sedangkan Angel mebenci Aqila.

"trus kenapa? masalah buat lo", angel berdiri dan berkacak pinggang ke arah Aqila.

"lo nguji kesabaran gue ya", Aqila bangkit dan mendekat ke arah angel,mereka saling tatap tajam,kalau saja Dimas tidak menengahi,mungkin Aqila dan Angel udah jambak-jambak kan,bahkan cakar-cakar ran.

"udah-udah,kita tu lagi rapat bukan liatin lo berdua berantem " ujar Dimas tegas,berdiri di tengah-tengah mereka berdua, " duduk! ", suruhnya.

Aqila mendengus dan duduk kembali ke kursi nya. Dengan emosi yang masih tertisa dia menatap Angel tajam begitu pun sebaliknya.

"udah qil,gak usah di ladenin",  bisik Lisa,takut kalau Aqila ngamuk. Bisa bahaya kalau sahabatnya itu ngamuk disini,bisa-bisa semua meja,kursi dan lemari di balik-balik dan di hancurin. Kan gak lucu jadi nya.

Amukan Aqila sudah pernah terbukti,dan itu masih bersangkutan dengan Angel. Waktu itu Aqila,dan Lisa tengah makan siang di kantin,tiba-tiba Angel dengan sengaja menyenggol Aqila dan menumpah kan jus yang di bawa nya tepat ke seragam Aqila. Pasti nya Aqila marah dan membalik meja kantin,bahkan hendak melempar Angel dengan kursi,untungnya Lisa menahan dan meredakan emosi Aqila.

30 menit rapat berlangsung,akhirnya di dapat kesepakatan akhir. Usulan dari Lisa tadi di terima baik oleh semua pengurus osis kecuali Angel dan teman-teman nya. Mereka masih tidak setuju dengan keputusan itu. Selama rapat berlangsung Aqila dan Angel selalu cek cok,sampai-sampai Dimas kewalahan sendiri menghadapi nya.

Masalah konsumsi juga sudah di serahkan pada Lisa selaku bendahara dan akan di hendel bersama panitia konsumsi. Aqila yang akan menyiapkan tenda dan perlengkapan lainnya bersama panitia yang tersisa.

"qil lo mau ikut kita gak pergi beli konsumsi?", tanya Lisa saat berjalan keluar ruang osis.

"hmm gak usah deh,kan gue mesti nyiapin perlengkapan kemping lusa".

"ya udah kalau gitu gue sama Lisa cabut ya", ujar Dimas sambil mengacak-acak rambut Aqila lalu tersenyum dan di balas juga dengan senyuman oleh Aqila.

Aqila berjalan menuju gudang sekolah,tempat perlengkapan kemping di letakkan. Sekolah benar-benar telah sepi,bisa di bilang hanya Aqila yang masih tersisa,dan pasti nya satpam yang berjaga di depan gerbang. Tapi Aqila bukan tipe cewek penakut,malah, selain cantik,cewek berambut panjang sebahu itu di kenal sebagai cewek pemberani plus paling jutek di SMA Bakti jaya. Tapi Aqila juga dikenal baik di kalangan teman-teman nya.

Bruuukkk...

Aqila meraskan tubuhnya menabrak sesuatu yang keras,tubuh Aqila terhuyung kebelakang. Punggung nya sukses membentur lantai yang keras nya melebihi apa yang di tabrak tadi.

"awww", Aqila meringis dan memegang pinggangnya yang sakit.

"sorry gue gak sengaja", seseorang mengulurkan tangannya,dengan niat membantu Aqila berdiri.

Cowok tinggi itu masih saja membukuk dengan tangan terulur,Aqilamenepis tangan itu kuat2, " lo kalau jalan pake mata dong,udah tau badan lo lebih gede di banding gue,pake nabrak-nabrak lagi", semprot Aqila sambil berdiri dan menatap tajam cowok tersebut.

Fostur tubuh cowok itu tinggi dan tegap,bahkan Aqila hanya setinggi bahu nya. Aqila mendongak menatap cowok itu, dia tau cowok ini adalah salah satu tim basket di sekolah juga.

Aqila mulai melihat gerak gerik cowok itu yang mulai mencurigakan,cowok itu menatap Aqila dari ujung kaki sampai ujung rambut.

"ngapain sih lo liatin gue kyk gitu,awas ya lo macem-macem gue teriak nih", ancam nya menunjuk wajah cowok tsb.

"lo Aqila Renata kan?", tanya cowok tersebut seraya menunjuk Aqila,memastikan kalau dia tidak salah orang.

Aqila mengangkat sebelah alisnya, "eh seantero sekolah juga tau gue Aqila", ujar nya jutek. Kenapa enggak secara dia adalah wakil ketua osis.

"ya kan gue mastiin aja,galak banget sih lo", cowok itu berusaha sesantai mungkin pada Aqila ,namun tidak dengan Aqila, dia menatap cowok itu masih degan tampang tidak suka.

"lo gak tau siapa gue,gue Ari,salah satu anak basket", tanpa di suruh cowok itu memperkenalkan nama nya. Memang sih Aqila tidak tau siapa nama cowok ini,karna bukan teman sekelas nya juga,tapi dia tidak berharap cowok yang bernama Ari ini memperkenalkan diri,ya walaupun dia charming,dan ganteng.

"gak nanya", Aqila melengos pergi gitu aja,meninggalkan Ari yang tampak bingung, "bukannya gue di tugasin sama Dimas buat bantuin dia ya,kok dia gitu", pikir nya heran, "eeh tunggu", ari mengerjar Aqila yang menghilang di belokan koridor.
.........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar