Kamis, 22 September 2016

Akhir Cerita? ~ Part 6

Benar saja, Dimas telah stay di depan rumah Aqila jam 7 pagi. Bahkan orang yang di jemputnya itu belum siap-siap,alhasil ia harus menunggu sang primadona sekolah itu di temani ngobrol oleh Hendra selagi Aqila siap-siap.

20 menit waktu yang di habiskan Aqila untuk beres-beres, ia terlihat sangat cantik dengan style nya hari ini,terlihat modis dengan celana jens biru dongker,baju kaus putih dengan sedikit motif bunga,di lapisi dengan gardigan pink muda dan bando putih dengan bintik-bintik hitam,persis seperti warna panda.

Mereka berpamitan dengan Hendra.

"hati-hati ya disana", mengecup dahi putri nya.
Aqila tersenyum dan berjalan mendahului Dimas.

"cewek kalau siap-siap tu ribet ya", ujar cowok di samping nya dengan pandangan fokus ke depan jalanan yang mulai terlihat padat.

"siapa suruh lo jemput gue pagi banget ".

Aqila melirik Dimas sekilas,lalu pandangan nya jatuh pada setangkai bunga mawar pink yang ada di depan setir mobil Dimas.

"mawar pink " Aqila membatin.

Lalu seutas senyum muncul di wajah nya,dan kembali mengalihkan pandangan ke jendela mobil,memperhatikan jalanan.

Dimas melirik cewek di samping nya yang tampak menahan senyum, " kenapa lo? Senyum-senyum gitu".

"enggak", menetralkan wajahnya kembali.

Dimas mengernyitkan dahi nya,lalu kembali mengalihkan pandangan nya pada jalanan.
Mobil Dimas tepat berhenti di parkiran sekolah,telah banyak murid SMA Bakti Jaya yang berkumpul di dekat bis sekolah yang akan membawa mereka nanti ke lokasi kemping. Aqila turun dari mobil dan berjalan mendekati teman-teman nya yang lain.

"qil kok lo berangkat bareng Dimas sih?", tanya Dafa tidak suka.

"suka suka gue lah", jawabnya ketus.

"sakit nya tuh disini tau gak dit", Dafa memasang tampang drama nya,dan dengan tangan yang ada di dada.

"lebay lo" ,Adit yang sedang membaca buku,menoyor kepala Dafa.

Lisa hanya memperhatikan sambil menahan senyum. Di kejauhan tampak Dimas sedang berbicara dengan Bu Kinar selaku wali kelas, Pak Rico selaku guru olahraga dan pembina kemping untuk 3 hari kedepan,dan Bu Tias selaku wakil kepala sekolah. Ketiga guru itu akan ikut mendampingi semua anak kelas 12 untuk pelaksanaan kemping.

"erhhhmm,serius amat merhati in Dimas nya", tiba-tiba ada seseorang yang berdehem tepat di samping Aqila.

Aqila menoleh dan mendapati Ari tengah berdiri di samping nya dengan tangan yang di lipat di depan dada. Ia menghembuskan nafas berat, "elo lagi elo lagi", keluhnya males.

"ya iya lah gue lagi,gue kan juga ikut".

Aqila tak menanggapi lagi,ia hanya menyibukkan diri dengan hp nya.

"suka ya sama Dimas", bisik Ari tepat di telinga Aqila.

Tangan cewek itu berhenti memainkan hp nya,dengan tatapan datar namun tajam ia menatap Ari yang tersenyum menyebalkan.

"loh Ari lo udah dateng,di tungguin juga", Aqila yang siap untuk mencerca cowok itu dengan mulutnya,harus di urungkan nya saat mendengar suara Lisa. Ia mengalihkan pandangan nya pada Lisa yang tengah tersenyum menatap Ari.

"lo kenal sama dia?", menunjuk Ari.

"ya kenal lah qil,kemaren pas gue lagi pergi sama nyokap,gue ketemu dia di jalan karna mobil nyokap mogok,trus di bantuin deh sama dia,lagian dia kan anak basket juga,masak gue gak kenal ".

Aqila tak menanggapi ia hanya mengangkat satu alis nya,jika sudah bersangkutan dengan cowok ini,udara yang tadi nya tidak panas-panas banget berubah suhu begitu saja.

"dia baik loh qil", ujar Lisa.

"menurut lo kali", Tanggap Aqila cuek.

"o iya lis,nih kaset nya,disana lengkap banget lagu -lagu dj terpopuler", Ari menyerahkan kaset itu dengan senyum yang mengembang.

"wih,makasih ya ri", Lisa sangat senang saat mendapatkan kaset itu,karna jujur sudah lama ia menginginkan kaset yang berisi lengkap lagu lagu dj.

"iya sama sama".

Aqila hanya menatap malas dua orang yang terlihat sangat akrab itu. Tatapan mereka bertemu saat Ari menoleh dan mendapati Aqila yang tengah menatap nya,lalu di berikan nya senyum manis pada cewek yang benar-benar jutek itu, khusunya kepada diri nya sendiri.

Aqila memalingkan wajahnya,ia sedikit salah tingkah karna di tatap Ari begitu. Apalagi cowok itu menatapnya dengan senyuman yang benar-benar membuat cewek mana pun meleleh.

.........
Lokasi kemping yang di pilih oleh pihak sekolah kali ini adalah Hutan Pohon Pinus Loji Bogor,keadaan yang sunyi,tenang,dan segar menjadi alasan utama kenapa tempat itu di pilih menjadi lokasi kemping SMA Bakti Jaya. Tidak lama waktu yang di tempuh untuk sampai ke sana,berhubung jalanan tidak terlalu padat,hanya membutuhkan waktu 2,5 jam.
Mereka telah mendapatkan tempat yang pas untuk mendirikan tenda,dan untuk berlangsung nya kegiatan nanti.

Aqila merentangkan tangan nya dengan mata tertutup, dan menghirup udara segar. Di ikuti oleh Lisa yang berada di samping nya.

"ya ampun Aqila minta di peluk ya,jangan disini dong kan banyak orang " , Dafa berdiri tepat di depan Aqila,dan kembali menggoda cewek itu dengan senyuman gombal andalan nya.

Aqila memutar mata nya betek, "lo tu ya ngerusak mood gue mulu tau gak, eh mending lo bawa nih teman lo jauh-jauh dari gue deh,dari pada gue lempar nih pake sepatu", ujarnya emosi kepada Dimas dan Adit yang tidak salah apa-apa.

"kok gitu sih qil kan,babang Dafa pingin deket sama qila ", kembali tersenyum menggoda.

"DAFAAA", Aqila berteriak kesal dan mengundang perhatian teman-teman mereka yang lain.

"udah yuk ah lo ikut kita aja,dari pada Aqila darah tinggi klau deket lo", Adit menarik Dafa menjauh di ikuti Dimas yang merangkulnya,ia masih saja tersenyum gak jelas kepada Aqila.

"eh ini emang hutan,tapi gue disini bukan mau denger lo teriak-teriak ya", ujar Angel setengah berteriak,karna posisinya yang sedikit jauh dari Aqila berdiri.

"diem lo,ikut campur aja", timpalnya ketus.

"eh biasa aja dong", balas Angel tak kalah ketus.

"udah ah,gak baik emosi-emosi gitu", Lisa mengusap punggung sahabat nya itu,guna meredakan kekesalan nya, "lagian kan lo tau sendiri Dafa tu gimana orang nya".

Aqila hanya memasang wajah betek nya.

"ok semua nya,mohon perhatian nya sebentar".

Terdengar suara lantang dari Bu Tias,berdiri sejajar dengan dua guru lain nya. Kalau masalah suara sudah pasti guru ini pemenang nya, " silahkan kalian diri kan tenda masing-masing,di sebelah kanan khusus untuk murid cowok dan sebelah kiri nya tenda cewek,ok silahkan lakukan tugas kalian,60 menit lagi kita kembali berkumpul", ujarnya meninggalkan lokasi di iringi dua guru yang lain nya.

Semua nya menyebar untuk mendirikan tenda masing-masing,pasti nya bersama teman satu tenda yang mereka mau.

Aqila menghembuskan nafas berat,dan menatap gundukan tenda yang ada di depan nya. Masih tergelatak di tanah. Ini yang paling tidak di sukai oleh seorang Aqila,mendirikan tenda. Ia paling malas jika sudah berhubungan dengan hal tersebut,kenapa tidak ia sama sekali tidak mengerti bagaimana cara agar tumpukan kain untuk tenda ini berdiri.

"qil ayo dong,bantuin gue,gimana sih lo berdiri doang", Lisa mulai kesal dengan satu sahabat nya ini,dari tadi hanya berdiri dan menatap tumpukan tenda ini tanpa berbuat apa-apa,jangan kan menolong mendirikan,memegang saja nihil.

"gue gak bisa diri in tenda Lisa", tekan nya,sambil mengangkat bahu.

Lisa menampak kan ekspresi kesal nya, "gak bisa di harepin lo".

"emang gue gak bisa,mau gimana lagi".

"mau gue bantuin!"

Dua cewek itu menoleh ke sumber suara,tampak seseorang yang tengah tersenyum kepada mereka.

"boleh", jawab Lisa antusias.

Aqila memalingkan wajah nya malas,siapa lagi orang yang bakal di berikan Aqila ekspresi seprti itu,kalau bukan Dafa atau gak Ari. Tapi pastinya ini bukan Dafa,karna gak mungkin seorang Dafa semanis ini.

Yap ini Ari.

Ari membantu Lisa dan Aqila mendirikan tenda,tapi lebih tepat nya membantu Lisa, karna sedari tadi Aqila hanya diam bersandar di bawah pohon sambil memainkan handphone nya. Hanya butuh waktu 10 menit untuk Ari mendirikan nya, ia sangat cekatan dalam mendirikan tenda,seperti ia yang sedang mendrible bola basket di lapangan. Terliht cool,dan ganteng dengan lengan jaket yang di lipat sampai siku.

"mkasih ya ri,kalau gak ada lo gak ngerti deh gur minta bantuan sama siapa " Lisa tersenyum.

Ari mengangguk,pandangan nya beralih ke satu cewek yang berdiri yang sekarang melipat tangan di dada. Entah lah, ia tak mengerti apa yang membuat cewek ini begitu judes pada nya.

"udah, Aqila orang nya emang gitu,tapi baik kok", Lisa berbisik saat ia menyadari cowok ini tengah memperhatikan sahabatnya yang benar-benar cuek itu.

Ari mengangguk, "udah paham aja sih gue sama dia".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar